Augmented Reality atau disingkat AR, merupakan teknologi yang memodifikasi lingkungan nyata dengan objek yang dihasilkan komputer. Tidak seperti Virtual Reality (VR), AR tidak menciptakan seluruh lingkungan buatan untuk menggantikan lingkungan asli dengan lingkungan virtual. AR muncul pada tampilan langsung dari lingkungan yang ada dan menambahkan suara, video, atau grafis ke dalamnya.
Sejarah Singkat Augmented Reality
Teknologi AR sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1960-an. Pada tahun 1968, ilmuwan Amerika Serikat, Ivan Sutherland menciptakan sistem display yang dipasang di kepala (head-mounted display).
Meskipun begitu, istilah augmented reality sendiri baru dicetuskan pada tahun 1990 oleh peneliti Tim Caudell. Pada masa itu, sistem AR dikembangkan untuk keperluan militer Amerika Serikat. Salah satu produk teknologi AR yang muncul saat itu adalah Virtual Fixtures.
Dalam perkembangannya, AR mulai banyak digunakan di bidang lain. Teknologi AR mulai memasuki dunia hiburan, salah satunya melalui acara televisi, teater, dan game.
Cara Kerja Augmented Reality
AR dapat ditampilkan pada berbagai perangkat seperti: layar, kacamata, perangkat genggam, ponsel, head-mounted displays. Ini melibatkan teknologi seperti S.L.A.M. (simultaneous localization and mapping), depth tracking (data sensor yang menghitung jarak ke objek), dan beberapa komponen berikut:
- Kamera dan sensor. Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan data tentang interaksi pengguna dan mengirimkannya untuk diproses. Kamera pada perangkat memindai lingkungan dan dengan informasi ini, perangkat akan menempatkan objek fisik dan menghasilkan model 3D.
- Processing. Perangkat AR akan bertindak seperti komputer kecil untuk melakukan komputasi. Perangkat ini membutuhkan CPU, GPU, memori flash, RAM, Bluetooth/WiFi, GPS, dan lain-lain untuk dapat mengukur kecepatan, sudut, arah, orientasi dalam ruang, dan sebagainya.
- Projection. Ini mengacu pada proyektor mini di headset AR, yang bertugas mengambil data dari sensor dan memproyeksikan konten digital (hasil pemrosesan) ke permukaan untuk dilihat. Penggunaan proyeksi di AR ini belum sepenuhnya digunakan dalam produk atau layanan komersial.
- Reflection. Beberapa perangkat AR memiliki cermin untuk membantu mata manusia untuk melihat gambar virtual. Beberapa memiliki “array of small curved mirrors” dan beberapa memiliki cermin 2 sisi untuk memantulkan cahaya ke kamera dan mata pengguna. Tujuan dari jalur refleksi tersebut adalah untuk melakukan penyelarasan gambar yang tepat.
Tipe-Tipe Augmented Reality
Setidaknya terdapat 4 tipe teknologi augmented reality yang populer dan sering digunakan. Masing-masing tipe memiliki cara kerja dan hasil yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
- Marker-based AR (AR berbasis marker). Beberapa juga menyebutnya image recognition. Karena tipe AR ini memerlukan objek visual khusus dan kamera untuk memindainya. Objek visualnya bisa apa saja, dari kode QR yang dicetak hingga tanda-tanda khusus. Dalam beberapa kasus, perangkat AR juga menghitung posisi dan orientasi marker untuk memposisikan konten. Dengan demikian, marker menampilkan animasi digital untuk dilihat oleh pengguna, sehingga gambar dapat berubah menjadi model 3D.
- Markerless AR yang biasa dikenal AR tanpa marker atau AR berbasis lokasi yang memanfaatkan GPS, kompas, gyroscope, dan accelerometer untuk menyediakan data berdasarkan lokasi pengguna. Data ini kemudian menentukan konten AR apa yang Anda temukan atau dapatkan di area tertentu. Dengan ketersediaan smartphone, AR jenis ini biasanya menghasilkan peta dan petunjuk arah, info bisnis terdekat, termasuk acara dan informasi, pop-up iklan bisnis, dan dukungan navigasi.
- Projection-based AR. Tipe AR ini memproyeksikan cahaya sintetis ke permukaan fisik, dan dalam beberapa kasus memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengannya. Ini seperti hologram yang kita lihat di film sci-fi seperti Star Wars. AR ini mendeteksi interaksi pengguna dengan proyeksi melalui perubahannya.
- Superimposition-based AR. Mengganti tampilan asli dengan augmented, baik sepenuhnya atau sebagian. Di sini, object recognition memainkan peran penting. Contoh penerapan tipe AR ini adalah aplikasi IKEA Place, yang memungkinkan pengguna untuk menempatkan barang virtual dari katalog furnitur mereka di kamar mereka.
Manfaat Augmented Reality
Augmented reality masih menjadi salah satu teknologi yang aktif dikembangkan. Tak heran, mengingat teknologi ini memiliki banyak manfaat di berbagai bidang. Bahkan mungkin saja di masa yang akan datang kehidupan sehari-hari manusia tak akan lepas dari AR.
Berikut adalah sejumlah manfaat dari teknologi AR:
- Meningkatkan Engagement Pengguna. Salah satu tujuan utama AR adalah memberikan pengalaman interaktif kepada pengguna. Dari sudut pandang bisnis, hal ini akan sangat menguntungkan para pelaku bisnis. Penggunaan AR dapat meningkatkan engagement pengguna melalui iklan interaktif, visualisasi katalog produk, dan masih banyak lagi.
- Meningkatkan Daya Saing. Masih dari perspektif bisnis, teknologi AR dapat meningkatkan daya saing bisnis Anda terhadap kompetitor. Sebagai pelaku bisnis, Anda senantiasa berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan profit dengan berbagai cara. Teknologi AR dapat memberikan pengalaman pengguna yang tak terlupakan bagi para konsumen Anda, serta menghemat biaya operasional.
- Memberikan Pendidikan/Pelatihan Interaktif. Teknologi AR kerap digunakan di bidang pendidikan, maupun untuk keperluan training calon pegawai. AR tidak hanya mengurangi kebutuhan akan tenaga pengajar, tetapi juga membuat proses belajar menjadi lebih interaktif dan mudah dipahami. Lembaga pendidikan/pelatihan juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli sarana dan prasarana yang mahal, karena murid bisa praktik secara virtual menggunakan AR.
- Mengurangi Kendala Bahasa. Perbedaan bahasa menjadi salah satu tantangan terbesar di era globalisasi. Setiap harinya, orang bepergian ke luar negeri untuk bekerja, berlibur, menuntut ilmu, dan sebagainya. Teknologi AR yang dikombinasikan dengan AI dapat memberikan solusi mengenai perbedaan bahasa melalui aplikasi atau fitur penerjemahan otomatis dengan output berbentuk tulisan, gambar, maupun suara.